Postingan

Digital Laboratorium Home

Tethering, Mengatasi Kendala Akses Internet di Ruang Belajar

Gambar
  Pembelajaran menyenangkan berbantu teknologi canggih? Rasanya di Indonesia masih jauh dari kata “Hebat”. Keterbatasan sarana dan prasarana teknologi dalam pembelajaran masih menjadi kendala nyata. Begitu nyata dihadapi para guru dan siswa di ruang belajar. Tentu kondisi riil ini berbanding terbalik dengan harapan dan slogan yang gencar digaungkan “Jadilah Guru yang Menginspirasi, Jadilah Guru yang Menguasai Teknologi”. Forum guru menjadi salah satu wadah untuk belajar bersama meningkatkan kompetensi guru. Namun keterbatasan sarana dan jangkauan sinyal yang kurang merata, menjadi salah satu kendala memanfaatkan internet untuk menunjang peningkatan kompetensi guru. Dunia dalam Genggaman Kehadiran teknologi internet  ( interconnected network ) memudahkan manusia mengakses teknologi. Menghadirkan fasilitas multimedia (suara, grafika, animasi, dan teks) yang dibutuhkan manusia secara cepat, tepat, dan ringkas. Guru dan siswa mulai mengenal jaringan informasi secara privat dan

Poetry: Similar to Cube

Gambar
Poetry: Similar to Cube Time. So fast turn life. Leaving the lonely and empty chairs. Time too. Painting fallen leaves when it rains to say goodbye. While we were forced to go home to the cage. We're locked in two main words. Lined with unusual rules. Even being stalked by fear without a human manifestation form. Throughout the screen, death after death challenges the times. We gasped. So much has changed. So much slander. Also through the screen, the word passages are narrowed. Complicated turning around. Similar to Cube.   Probolingo, February 17, 2021 Poetry By: Arif R. Saleh

Google Classroom, Cara Mudah Menautkan Gambar di Rancangan Soal Pilihan Ganda

Gambar

Google Classroom: Menilai, Mengomentari, dan Memberi Reward Tugas Siswa

Gambar
Salam sehat Indonesia. Semoga semua bentuk musibah segera berlalu di negeri tercinta. Kesempatan kali ini kembali membahas aplikasi pembelajaran Google Classroom. Meskipun sudah banyak guru melek teknologi digital pembelajaran, tetap perlu saling sharing demi kebermanfaatan bersama.  Masih ada banyak pertanyaan dan harapan ke penulis untuk membuat tutorial "Menilai, Mengomentari, dan Memberi Reward Tugas Siswa" di Google Classroom. Pertanyaan dan diskusi di medsos maupun komunitas MGMP serasa kurang kalau belum didampingi artikel berupa "Tutorial". Baiklah Ibu dan Bapak Guru Hebat, kita buka tugas yang sudah siswa upload pada fitur "Tugas Kelas" di Google Classroom. Penulis tampilkan bentuk tugas sederhana agar mudah dipahami. Berikut langkahnya: A. Kuasai fitur yang ada. (Lihat Gambar di Bawah Ini) Keterangan fitur apa saja yang ada di tampilan "Tugas Kelas", silahkan lihat VIDEO TUTORIAL lewat Link YouTube yang penulis tautkan. B. Menilai Tuga

Peran Tiga Pilar dan Teknologi Membendung Kekerasan Berbasis Gender

Gambar
  Peran Pusat Penguatan Karakter Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) dibentuk agar mampu mewujudkan “Revolusi Mental” yang dicanangkan pemerintah. Puspeka sebagai lembaga baru berupaya mewujudkan “Revolusi Mental” dengan memberikan pemahaman secara luas kepada masyarakat lewat berbagai media. Termasuk kegiatan Webinar Puspeka Ke-15. Bapak Hendarman sebagai Kepala Puspeka menyampaikan beberapa harapan dilaksanakannya Webinar Puspeka Ke-15 bertema “Anti Kekerasan Berbasis Gender”. Pertama , mencegah berbagai kekerasan berbasis gender dari lingkungan pendidikan hingga rumah. Kedua , masyarakat luas dapat memahami bentuk dan dampak kekerasan berbasis gender. Ketiga , mengajak berani membendung kekerasan berbasis gender.   Benang Merah Webinar Ke-15 Puspeka, Peran Tiga Pilar, dan Teknologi Paparan Maria Ulfah Anshor sebagai narasumber dari Komisioner Komnas Perempuan menarik untuk digarisbawahi. Sebagai pembicara ahli kajian wanita dan gender, menyoroti kekerasan terhadap perempuan

Fleksibilitas dan Solusi Pembelajaran Tahun 2021

Gambar
  Sekitar 10 bulan Indonesia dilanda pandemi Covid-19, menimbulkan dampak perubahan di berbagai sendi kehidupan. Di dunia pendidikan, penerapan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dan terlaksananya tatap muka langsung terbatas di beberapa daerah memunculkan inovasi model pembelajaran. Istilah daring dan luring begitu akrab di telinga. Bahkan berkembang pula istilah hybrid learning dan blended learning . Meskipun terdapat masalah dan kendala teknis, PJJ dan tatap muka terbatas telah membuka cakrawala pemahaman bahwa peran guru dapat berkolaborasi dengan teknologi. Mampu memberikan layanan pendidikan dalam kondisi apapun. Termasuk tetap melayani digital native di tengah ancaman virus korona yang dapat mengganggu kesehatan dan merenggut keselamatan jiwa. Masalah yang ada perlu solusi, pendampingan, dan kontrol semua pihak. Seperti apa gambaran pembelajaran di tahun 2021. Masihkah PJJ menjadi pilihan utama? Ataukah ada model pembelajaran lain yang lebih luwes memberikan layanan pembelajaran

Reaktualisasi PSPB, Jangan Lagi Disuntik Mati

Gambar
  “Entah bagaimana tercapainya persatuan itu, entah bagaimana rupanya persatuan itu, akan tetapi kapal yang membawa kita ke Indonesia Merdeka itulah Kapal Persatuan adanya” -Sukarno -   Sejarah Bangsa dan Diskursus Tak Pernah Usai Penulis lebih senang menggunakan istilah “Sejarah Bangsa”. Bicara sejarah bangsa, seharusnya kita bangga. Namun, rasa bangga seketika lenyap kala ditimpuk sengat “Sejarah adalah Produk Kaum Nepotik Orde Baru”. Apakah karena campur tangan Orde Baru, lantas seluruh konten sejarah bangsa digeneralisir sebagai “Permainan Politik”? Ditunggangi kepentingan golongan politik tertentu. Titipan dari generasi nepotik akut. Pemikiran yang naïf. Bahkan bisa jadi, ingin menghancurkan jati diri bangsa. Halus menghapus ingatan sebagai bangsa yang dilahirkan dari sejarah dengan diskursus yang tak pernah usai. Memposisikan sejarah bangsa begitu lemah. Tidak ada rasa bangga. Mengikis habis kepercayaan generasi yang dilahirkan dari darah revolusi. Mereka yang telah d