Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

Peran Tiga Pilar dan Teknologi Membendung Kekerasan Berbasis Gender

Gambar
  Peran Pusat Penguatan Karakter Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) dibentuk agar mampu mewujudkan “Revolusi Mental” yang dicanangkan pemerintah. Puspeka sebagai lembaga baru berupaya mewujudkan “Revolusi Mental” dengan memberikan pemahaman secara luas kepada masyarakat lewat berbagai media. Termasuk kegiatan Webinar Puspeka Ke-15. Bapak Hendarman sebagai Kepala Puspeka menyampaikan beberapa harapan dilaksanakannya Webinar Puspeka Ke-15 bertema “Anti Kekerasan Berbasis Gender”. Pertama , mencegah berbagai kekerasan berbasis gender dari lingkungan pendidikan hingga rumah. Kedua , masyarakat luas dapat memahami bentuk dan dampak kekerasan berbasis gender. Ketiga , mengajak berani membendung kekerasan berbasis gender.   Benang Merah Webinar Ke-15 Puspeka, Peran Tiga Pilar, dan Teknologi Paparan Maria Ulfah Anshor sebagai narasumber dari Komisioner Komnas Perempuan menarik untuk digarisbawahi. Sebagai pembicara ahli kajian wanita dan gender, menyoroti kekerasan terhadap perempuan

Fleksibilitas dan Solusi Pembelajaran Tahun 2021

Gambar
  Sekitar 10 bulan Indonesia dilanda pandemi Covid-19, menimbulkan dampak perubahan di berbagai sendi kehidupan. Di dunia pendidikan, penerapan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dan terlaksananya tatap muka langsung terbatas di beberapa daerah memunculkan inovasi model pembelajaran. Istilah daring dan luring begitu akrab di telinga. Bahkan berkembang pula istilah hybrid learning dan blended learning . Meskipun terdapat masalah dan kendala teknis, PJJ dan tatap muka terbatas telah membuka cakrawala pemahaman bahwa peran guru dapat berkolaborasi dengan teknologi. Mampu memberikan layanan pendidikan dalam kondisi apapun. Termasuk tetap melayani digital native di tengah ancaman virus korona yang dapat mengganggu kesehatan dan merenggut keselamatan jiwa. Masalah yang ada perlu solusi, pendampingan, dan kontrol semua pihak. Seperti apa gambaran pembelajaran di tahun 2021. Masihkah PJJ menjadi pilihan utama? Ataukah ada model pembelajaran lain yang lebih luwes memberikan layanan pembelajaran